AYO KITA BERBAGI ILMU DAN PENGALAMAN!

Jumat, 17 Februari 2017

Indikator Pelayanan Rumah Sakit



INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Rumah sakit adalah salah satu sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang berperan mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Rumah sakit berperan dalam upaya kuratif dan rehabilitatif, yang bertujuan memulihkan status kesehatan seseorang dari sakit menjadi sehat, di samping melakukan kegiatan preventif dan promotif kesehatan (Dharmawan, 2006).Salah satu upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan oleh rumah sakit yaitu dengan disenggarakannya Unit Rawat Inap (URI), yang bertujuan merawat pasien sakit dan memulihkan kesehatannya.Unit Rawat Inap (URI) suatu rumah sakit memiliki peran penting dalam pengelolaan rumah sakit, hal ini dikarenakan sebagian besar pendapatan rumah sakit berasal dari pelayanan yang diberikan oleh Unit Rawat Inap (URI).Dalam pengelolaan Unit Rawat Inap (URI), salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan tempat tidur pasien.Pengelolaan tempat tidur pasien perlu mendapat perhatian besar dari manajemen Rumah Sakit karena sebagai tempat perawatan pasien, perlu diatur guna memperoleh efisiensi penggunaanya. Evaluasi dapat dilakukan dengan relokasi tempat tidur yaitu dengan dengan mengurangi tempat tidur pada bangsal yang okupansinya rendah, dipindah ke bangsal  yang tingkat penggunaannya tinggi, bahkan cenderung over load, atau menutupnya bahkan mengganti pelayanan lain yang lebih efisien dan menguntungkan. Evaluasi penggunaan tempat tidur, agar tepat dapat menggunakan indikator Bed Occupancy Rate (BOR).  Bed Turn Over (BTO), Average Length Of Stay (AVLOS) dan Turn Over Interval (TOI), serta melihat kecenderungannya tiap waktu. Oleh karena itu, dengan menggunakan ke empat indikator tersebut dapat diketahui apakah tempat tidur yang disediakan telah digunakan efisien atau belum.Hal yang melatarbelakangi saya untuk menyusun sebuah makalah  tentang Indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah saki.
B.     TUJUAN
1.      Mengetahui apa itu rumah sakit dan tujuan dari sebuah rumah sakit
2.      Mengetahui tugas dan fungsi rumah sakit
3.      Untuk mengetahui indicator pelayanan sebuah rumah sakit
C.    MANFAAT
1.      Mahasiswa dapat mengetahui indicator pelayanan rumah sakit yang dipakai untuk menhetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pegertian rumah sakit
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang.Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Siregar, 2004).
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
B.     Tujuan Rumah Sakit
Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit adalah:
1.      Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
2.      Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
3.      Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.
4.      Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit
C.    Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi:
1.      Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai denganstandar pelayanan rumah sakit.
2.      Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna.
3.      Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4.      Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalamrangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
D.    Perundangan yang Berlaku di Rumah Sakit
1.      Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
2.      Undang-Undang Rumah Sakit, Permenkes No. 159 b/1988 tentang Rumah Sakit 
3.      Surat edaran Dirjen Pelayanan Medik No. YM.01.04.3.5.2504 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.
E.     Indikator pelayanan rumah sakit
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber darisensus harian rawat inap :
1.      BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”.Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Standar  BOR yang ideal menurut Depkes RI (2005) adalah antara 60-85%.  Nilai ideal untuk BOR yang disarankan adalah 75% - 85%. Angka ini sebenarnya tidak bisa langsung digunakan begitu saja untuk semua jenis Ruah Sakit, misalnya rumah sakit penyakit khusus tentu beda polanya dengan Rumah sakit umum. Begitu pula Rumah sakit disuatu daerah tentu beda penilaian tingkat ―kesuksesan‖ BOR-nya dengan daerah lain. Hal ini bisa dimungkinkan karena perbedaan sosial budaya dan ekonomi setempat.Sebagai catatan bahwa semakin tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan tempat tidur yang ada untuk perawatan pasien.Namun perlu diperhatikan bahwa semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin sibuk dan semakin berat pula beban kerja petugas di unit tersebut.Akibatnya, pasien bisa kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan (kepuasan pasien menurun) dan kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat.  Disisi lain, semakin rendah BOR berarti semakin sedikit tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien dibandingkan dengan TT yang telah disediakan. Jumlah pasien yang sedikit ini bisa menimbulkan kesulitan pendapatan ekonomi bagi pihak RS.Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka perlu adanya suatu nilai ideal yang menyeimbangkan kualitas medis, kepuasan pasien, keselamatan pasien, dan aspek pendapatan ekonomi bagi pihak Rumah Sakit.
Rumus perhitungan BOR :
Rumus :                                Jumlah hari perawatan                            X 100%
Jumlah tempat tidur X jumlah hari persatuan waktu
BOR dihitung dengan cara membandingkan jumlah tempat tidur yang terpakai (O) dengan jumlah TT yang tersedia (A). Perbandingan ini ditunjukkan dalam bentuk persentase (%). Jadi, rumus dasar untuk menghitung BOR yaitu:
BOR = (O/A) x 100% 
Keterangan :
ü  O : tempat tidur yang terpakai 
ü  A : tempat tidur yang tersedia 
Nilai rata-rata (rerata) jumlah tempat tidur terpakai dalam suatu periode (O) sama dengan jumlah HP (hari perawatan) dalam periode tersebut dibagi dengan jumlah hari dalam periode yang bersangkutan (t).

2.      AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus perhitungan AVLOS :
Rumus : jumlah hari perawatan pasien keluar X 100%
             Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Keterangan :
ü  Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu.
ü  Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam satu periode tertentu
3.      TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus perhitungan TOI :
Rumus : ( jumlah TT x hari) – hari perawatan X 100% :
               Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Keterangan :
ü  Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki.
ü  Hari perawatan :jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan mati.
ü  Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, lari atau meninggal.

4.      BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah“...the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus perhitungan BTO :
Rumus : jumlah pasien keluar (hidup + mati)     X 100% :
                         Jumlah tempat tidur
Keterangan :
ü  Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki.
ü  Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, lari atau meninggal 
5.      NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus perhitungan NDR :
Rumus :  jumlah pasien mati > 48 jam      X 100% :
              Jumlah pasien keluar (hidup + mati )


Keterangan :
ü  Jumlah pasien meninggal > 48 jam dirawat.
ü  Jumlah pasien keluar (hidup + mati)  adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, lari atau meninggal
NDR = —————————————————- X 1000 ‰
Jumlah pasien keluar hidup & meninggal
NDR = Net Death Rate adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar RS.
6.      GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI(2005) GDR adalah angka kematian umumuntuk setiap 1000 penderita keluar.
Rumus perhitungan GDR :
Rumus : jumlah pasien mati seluruhnya X 100%
          (jumlah pasien keluar (hidup + mati)


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Indikator - indikator yang digunakan dalam pelayanan rumah sakit seperti BOR,LOS, TOI dan BTO berfungsi untuk memantau kegiatan yang ada di unit rawatinap dengan cara menilai dan mengevaluasi kegiatan yang ada di unit rawat inapuntuk perencanaan maupun laporan pada instansi vertical Indikator-indikator yang digunakan untuk menilai cakupan pelayanan unitrawat inap adalah BOR dan BTO, sedangkan indikator yang digunakan untuk menilaimutu pelayanan unit rawat inap adalah GDR dan NDR, dan indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi pelayanan unit rekam medis adalah LOS dan TOI.


DAFTARPUSTAKA

Depkes RI. (2008). Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Bangunan Bangunan Instalasi Rawat Inap (Umum) Retrieved Februari 10, 2014. Departemen Kesehatan-RI.
chariswanti,ajeng.(2013) analisa kebutuhan tempat tidur pada bangsal Kelas iii rsud kota semarang berdasarkan Perhitungan indikator barber johnson tahun:semarang. http://eprints.dinus.ac.id/7900/1/jurnal_12997.pdf
Sudra, Rano Indardi. 2010. Statistik Rumah sakit.Yogyakarta : Graha Ilmu.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Berbagi Pendapat.