AYO KITA BERBAGI ILMU DAN PENGALAMAN!

Jumat, 17 Februari 2017

Premarital Sex



PREMARITAL SEX
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10 – 14 tahun), masa remaja pertengahan (14 - 17 tahun), dan masa remaja ahir (17 – 19 tahun). Remaja sering kali diharapkan dapat berperilaku seperti orang dewasa, meskipun belum siap dalam psikologi. Pada masa ini sering terjadi konflik, karena remaja ingin mulai bebas mengikuti teman sebaya yang erat kaitannya dengan pencarian identitas. Sedangkan di pihak lain mereka masih tergantung dengan orang tua. (Sarwono, 2011) Salah satu faktor masalah seksualitas pada remaja terjadi perubahan-perubahan hormonal yang meningkat hasrat seksual (libido seksualitas) remaja. Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu. Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan. Selanjutnya remaja akan berkembang lebih jauh terhadap hasrat seksual kepada tingkah laku yang lain seperti berciuman dan masturbasi. Kecenderungan semakin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya teknologi canggih (video cassette, fotokopi, satelit, VCD, telepon genggan, internet dan lain-lain) menjadi tidak terbendungnya lagi yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba tindakan perilaku seksual (Sarwono, 2011).
Pengetahuan yang remaja yang kurang mengetahui tentang perilaku seks pranikah, maka sangatlah mungkin jika membuat mereka salah dalam bersikap dan kemudian mempunyai perilaku terhadap seksualitas. Survei kesehatan remaja tahun 2011 yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan pada kelompok umur 15-19 tahun menunjukan ditemukannya 152 kasus seks pranikah dalam bentuk intercouse, 100 kasus kehamilan tidak diinginkan (KTD), terjadi 1 kasus aborsi pada remaja. Kondisi ini berarti terjadi peningkatan di tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2010 yang terjadi 43 kasus seks pranikah, 68 kasus kehamilan yang tidak diinginkan dan 1 kasus abortus. Menunjukan bahwa adannya perilaku seksual pra nikah yang dilakukan (DKK Grobogan, 2011).

1.2 Rumusan Masalah
       a. Apa pengertian premarital sex ?
       b. Bagaimana premarital sex jika ditinjau dari segi kesehatan ?
       c. Bagaimana premarital sex jika ditinjau dari segi budaya ?
       d. Bagaimana premarital sex jika diinjau dari segi agama ?

1.3 Tujuan
       a. Untuk mengetahui pengertian premarital sex.
       b. Untuk mengetahui premarital sex ditinjau dari segi kesehatan.
       c. Untuk mengetahui premarital sex ditinjau dari segi budaya.
       d. Untuk mengetahui premarital sex ditinjau dari segi agama.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Premarital sex
Premarital sex adalah salah satu bentuk seksual yang dilakukan oleh remaja, yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas melakukan berbagai macam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual intercourse). Yang dilakukan oleh pasangan yang keduanya tidak terikat dalam pernikahan. Perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri.
Bentuk-bentuk perilaku seksual diantaranya :
a.              Kissing
Kontak fisik antar lawan jenis dengan menempelkan bibir pria ke bibir wanita untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu. Kissing dianggap sebagai hal yang wajar bagi orang pacaran sehingga tak jarang dilakukan di tempat umum.
b.              Necking
Kontak fisik antar lawan jenis dengan menggigit bagian tubuh pasangan,seperti leher  atau bahkan bagian payudara wanita. Hal ini dilakukan untuk mencari sensasi berpacaran atau hanya sekedar pamer belaka .
c.              Petting
Petting adalah kontak atau hubungan fisik antara orang untuk menghasilkan rangsangan erotis tetapi tanpa melakukan hubungan intim/senggama. Petting, yang termasuk di dalamnya adalah menyentuh dan mengelus dengan lembut berbagai bagian tubuh terutama payudara dan organ vital, biasanya lebih dapat diterima daripada hubungan seks karena petting bersifat kurang intim dan tidak menyebabkan kehamilan.
d.             Inter course
Hubungan fisik yang dilakukan dengan memasukkan organ genetal pria ke organ genetal wanita layaknya hubungan suami istri. Perilaku  ini cenderung dilakukan karena hawa nafsu akan seksual yang tidak dapat dibendung lagi.
e.              Oral seks
Oral seks adalah termasuk beberapa tipe rangsangan seperti Fellatio (dari bahasa latin untuk ”menghisap” atau ”menyedot”) merujuk kepada rangsangan terhadap penis laki-laki dan Cunnilingus (dari bahasa latin untuk ”vulva” dan ”lidah”) merujuk kepada stimulasi atau rangsangan oral terhadap organ vital wanita.
f.               Masturbasi
Masturbasi adalah merujuk kepada pemuasan seks yang dilakukan oleh diri sendiri yang melibatkan beberapa bentuk dari stimulasi/rangsangan fisik langsung. Masturbasi biasanya melibatkan menggosok, menyentuh, mengelus dengan lembut, meremas atau dengan merangsang organ vital, tetapi masturbasi juga dapat melalui rangsangan dari bagian tubuh lain, seperti payudara, paha bagian dalam, atau anus.

2.2 Premarital sex ditinjau dari segi kesehatan
Jika dilihat dari segi kesehatan premarital sex mempunyai dampak yang buruk bagi pelakunya, diantaranya :
a.       Menyebabkan berbagai macam tertularnya penyakit menular seksual (HIV Aids, Herpes, Sifilis dll)
b.      Menciptakan kenangan buruk (gangguan psikis). Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral perilaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pun turut menangung malu  sehingga menjadi beban mental yang berat.
c.       Mengakibatkan kehamilan dan Aborsi Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada masa subur. Kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar biasa. Kahamilan yang dianggap “kecelakaan” ini mengakibatkan kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya. Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan Kanker Rahim. Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat mengakibatkan kematian.
2.3 Premarital sex ditinjau dari segi budaya
Seperti hal yang kita ketahui kita hidup di negara demokrasi yang masih berpegang teguh pada norma-norma . Di indonesia budaya premarital sex merupakan budaya yang tidak lazim dan dilarang. Sedangkan dinegara maju seperti amerika perilaku premamarital sex merupakan hal yang wajar dikalangan remaja.

2.4 Premarital sex ditinjau dari segi agama
Berikut pandangan tentang premarital seks di tinjau dari berbagai agama, diantaranya:
a.       Agama islam
Islam menganggap aktivitas seksual sebagai salah satu kebutuhan esensial manusia yang tidak boleh dikekang. Islam mengizinkan manusia untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan beberapa aturan di dalamnya. Aturan mengenai aktivitas seksual ini diberikan untuk mengatur sikap manusia karena manusia dianggap sebagai makhluk yang sempurna yang memiliki akal dan pikiran.
Islam mengatur manusia untuk melakukan aktivitas seksual dalam sebuah ikatan yang bernama pernikahan. Dalam Islam, hubungan seksual yang dilakukan sebelum pernikahan merupakan hal yang dilarang yang dianggap sebagai zina. Laman darussalaf.or.id juga menegaskan bahwa zina dalam Islam merupakan dosa besar yang harus dihindari.
Pelarangan melakukan hubungan seksual sebelum pernikahan bukanlah tanpa sebab. Aktivitas seksual sebelum pernikahan dianggap mempunyai banyak dampak negative. Contonya saja seperti terjadinya kehamilan di luar nikah atau penyakit menular seperti HIV/AIDS yang akan merugikan manusia itu sendiri.
b.      Agama Kristen
Seks sebelum nikah sama salahnya dengan perzinahan dan semua bentuk dosa seksual lainnya, sebab ianya melibatkan hubungan seks dengan seseorang yang bukan dinikahkan dengan anda. Seks di antara suami dan isteri adalah satu-satunya hubungan seks yang diterima oleh Tuhan(Ibrani 13:4).
Tuhan mengharamkan seks sebelum nikah bukan untuk merampas nikmat kita melainkan untuk menjaga kita daripada kehamilan yang tidak diingini dan anak-anak yang lahir kepada ibubapa yang tidak memerlukan mereka atau yang belum bersedia
c.       Agama Hindu
Menurut agama dan budaya lokal di Bali, seks merupakan hal yang sakral. Seks hanya boleh dilakukan dalam ikatan perkawinan yang sah menurut hukum agama. Apabila seks itu dilakukan diluar perkawinan maka akan menimbulkan penderitaan bagi pelaku seks diluar nikah atau seks bebas. Seks pranikah atau seks diluar perkawinan apabila terjadi pembuahan maka akan melahirkan anak – anak yang tidak baik, anak yang suka menentang orang tua, anak yang tidak berbhakti kepada Tuhan, dan sifat-sifat buruk lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Premarital sex adalah salah satu bentuk seksual yang dilakukan oleh remaja, yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas dan dilakukan oleh pasangan yang keduanya tidak terikat dalam pernikahan.
Akibat yang ditimbulkan dari premarital sex ini menimbulkan dampak kesehatan yang buruk bagi pelaku, diantaranya penularan penyakit seksual, gangguan psikis (dihantui rasa bersalah), aborsi dll. Sementara dilihat dari segi agama apapun perilaku premarital sex dilarang dilakukan, karena bertentangan dengan ajaran agama masing-masing.
3.2 Saran
Sebaiknya para orang tua membentengi anak-anak mereka terutama yang telah beranjak dewasa dengan ajaran-ajaran agama, normanorma susila serta memberikan edukasi dampak negatif dari perilaku premarital sex karena pada usia ini merupakan masa-masa di mana mereka memilki rasa ingin tahu yang berlebih.

 DAFTAR PUSTAKA

Jtptunimus-gdl-nitamerlia-6819-3.pdf.diakses 22 maret 2016

Pawesti, Wardani Ratih Sari, sonna.(2013).Pengetahuan sikap dan perilaku remaja terhadap seks pra nikah. Jurnal keoerawatan maternitas. Volume 1 ;46-54

Reproduction Health Conselling: Hubungan Seks Pra Nikah (PREMARITAL SEX) diakses 22 maret 2026

Sikap dan Perilaku Seksual Remaja di Bali.pdf (application/pdf Object). Diakses 22 maret 2016

Taufik Ahmad.(2013).Persepsi remaja terhadap perilaku seks ptanikah (studi kasus SMK negeri 5 samarinda).e-journal sositri-sosiologi, 2013, 1 (1);31-44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Berbagi Pendapat.